
Foto: Papan nama kantor PDAM, inzet Adrian Ngenget.
Pelanggan PDAM Harus Tahu Jika Air Tidak Mengalir
Tomohon, MX
Ada persoalan yang dihadapi pelanggan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kota Pendidikan. Paling sering datang, yaitu masalah air mati atau tidak keluar dari kran di rumah. Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama PDAM Kota Tomohon, Adrian Johanes Ngenget, SE.Ak., menjelaskan sebab musababnya, Selasa (4/2).
"PDAM tak pernah secara sengaja mematikan air atau tidak memberikan pelayanan. Kalau air tidak mengalir, itu pasti ada penyebabnya. Hal ini perlu diketahui masyarakat pelanggan," kata Adrian kepada manadoxpress.com di kantor PDAM Tomohon.
Kondisi alam memengaruhi. Musim hujan, sering terjadi tanah longsor di lokasi sumber air. Material longsor berupa tanah, bebatuan dan batangan kayu dari pohon tumbang menimpa mata air. Efeknya air jadi kotor. Bak penangkap air retak, bahkan pipa transmisi pecah karena tertimbun material longsor.
"Kalau airnya kotor, kita lakukan pembersihan. Kalau bak penangkap air rusak, pipa transmisi tersumbat, pecah atau putus, kita lakukan perbaikan. Di kondisi ini, aliran air pasti mati. Baik pembersihan maupun perbaikan, dua-duanya tentu memakan waktu. Lama atau tidak, itu tergantung tingkat kesulitan saat penanganan," urai Ngenget.
Saat musim kemarau, debit mata air menurun. Ini akan memengaruhi daya tekanan air saat pendistribusian ke rumah-rumah. Sering terjadi, jaringan pipa distribusi, retak atau pecah karena getaran, tertekan dan tertimpa benda berat. Biasanya, hal itu terjadi di jalan raya lantaran tingginya intensitas lalu lalang kendaraan. Perbaikannya juga bisa memakan waktu.
Selanjutnya pengoperasian mesin pompa listrik untuk menambah daya tekanan air saat pendistribusian. Sumber air yang pakai mesin pompa, yakni Sineleyan, Kalimpesan, Tinoor, Pinaras dan Pinawelaan. Mesin pompa kadang-kadang rusak dan ada saat jeda waktu untuk perbaikan, air tentu tidak mengalir. Ketika listrik padam, otomatis mesin tak bisa memompa dan air tidak terdistribusi. Selain itu, ada jadwal rutin untuk membersihkan bak reservoar.
"Itulah hal-hal yang menyebabkan kelancaran pelayanan air bersih ke rumah-rumah pelanggan sering terganggu," tuturnya.
Dalam menindaklanjuti kerusakan pada sumber air, pipa transmisi dan pipa distribusi, PDAM bukan lambat. Kegiatan penanganan pasti butuh waktu. Ketika aduan pelanggan masuk terkait air macet, PDAM menindaklanjuti sesuai prosedur tahapannya. Mengidentifikasi permasalahan dan mencari tahu di mana titik lokasi kerusakan.
"Aduan masuk, kita langsung menelusuri dari pipanya sampai ke bak penampungan. Kalau tidak ditemukan kerusakan, kita lanjut memeriksa sumber air atau mata air. Ternyata terjadi tanah longsor di sumber air. Nah untuk perbaikannya tentunya membutuhkan waktu yang cukup dan bisa lama," papar Ngenget.
Sebagai contoh, kejadian tanah longsor di sumber mata air Mahlimbukar pada Desember 2024. Pelaksanaan perbaikan memakan waktu sampai satu minggu. Sebab, difaktori medan yang ditempuh dan lokasi longsor sulit dijangkau. Ditambah besarnya material longsor yang menimpa sejumlah titik pipa transmisi.
Masyarakat pelanggan diminta proaktif untuk melaporkan ketika mendapati ada kerusakan pada pipa distribusi. Apalagi, semua pelanggan pasti punya nomor kontak penagih, petugas cek meter dan telepon kantor PDAM. Komunikasi perlu dilakukan pelanggan supaya PDAM bisa secepatnya bertindak.
"Selama ini di kepemimpinan saya, tidak ada aduan tentang kerusakan atau air mati kalau tak teratasi. Laporan dan aduan pelanggan langsung dimasukkan ke sistem. Saya memonitornya setiap hari, sudah ditindaklanjuti atau belum. Jika ada aduan yang belum ditangani, saya langsung perintahkan petugas segera menindaklanjutinya," pungkas Ngenget. (hendra mokorowu)