
Para Budayawan Bedah Efek Covid-19 Bagi Masyarakat
Tomohon, MX
Pandemi Covid-19 kian memberi dampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Persoalan ini diseriusi sejumlah tokoh Sulawesi Utara dalam diskusi bertajuk "Corona Virus dan Kita", yang digelar Mawale Cultural Center, Senin (13/4).
Diskusi dalam jaringan (daring) via aplikasi Zoom itu, dimoderatori DR Denni Pinontoan, M.Teol. Berbagai catatan kritis, pemikiran dan masukkan, mengemuka di diskusi tersebut.
"Diskusi ini menyoal beberapa sisi, kaitan antara pandemik Covid-19 dan dampak-dampaknya bagi masyarakat. Sebab, berangkat dari kenyataan yang sedang berlangsung, pandemik ini mulai memunculkan ekses," kata Pinontoan, menjelaskan penggalan pemikiran yang mengemuka.
"Ya, pertama aspek kesehatan tapi lebih luas adalah sosial, ekonomi, politik dan agama," jelasnya.
Menurutnya, topik tersebut berkaitan dengan perspektif kebudayaan tentang pandemik Covid-19.
"Dari perspektif sejarah, belajar dari sejumlah pandemik sebelumnya, diskusi ini mengungkap perlunya antisipasi perubahan besar yang akan terjadi pasca pandemik. Akan ada perubahan besar nanti menyangkut banyak hal, terutama makna dan praktek sosial dan juga beragama," kata Pinontoan.
Sejumlah rekomendasi mengalir. Di antaranya, agama-agama dinilai penting memberikan pendampingan secara spiritual bagi masyarakat. Menurutnya, tentu yang rasional.
"Aksi-aksi praksis membantu umat dan masyarakat menghadapi dampak sosial dan ekonomi pandemik ini, penting sekali," jelasnya.
Bagi media, peran edukasi dengan memberitakan informasi atau berita-berita yang terverikasi, sangat penting dalam kondisi kini.
"Itu untuk membantu masyarakat agar tidak panik tapi juga mereka tahu dapat melakukan tindakan-tindakan yang benar secara partisipatif," tuturnya.
"Intinya kwa kang, pandemik ini harus dihadapi secara bersama," kuncinya.
Turut serta dalam diskusi ini, DR Ivan Kaunang, M.Hum (Akademisi, Direktur Institut Sejarah dan Budaya Minahasa), Greenhill Weol, S.S. (Sastrawan, Director Mawale Cultural Center), Rikson Karundeng, M.Teol (Jurnalis, Director Komunitas Penulis MAPATIK), Lefrando Gosal, S.Teol (Jurnalis, Aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Wilayah Sulut), Meidy Sumeleh, M.Teol (Teolog, Akademisi), Mordekhai Sopacoly, S.Teol., M.Si (Teolog), Ompi Setlight (Seniman, Aktivis Mawale Movement), Juan Ratu, SH (Penggerak Akar Kanonang), Frisky Tandaju (Praktisi Kesehatan, Penggerak Komunitas Pinawetengan Muda), Candra Rooroh (Seniman, Aktivis Mawale Movement), Hentje Maahuri, ST (Seniman, Aktivis Mawale Movement), Rain Sumanti (Penggerak Komunitas Waraney Wuaya), Happy Karundeng, SE (Jurnalis, tinggal di Jakarta), Daniel Kaligis (Penulis, tinggal di Makasar), Kalfein Wuisan, M.Pd (Akademisi, Penggerak Komunitas Film Minahasa). (Anugrah Pandey)