Ekstremnya Wisata Rumah Pohon di Urongo


Urongo, ME

Di Minahasa, Sulawesi Utara, terdapat sebuah lokasi wisata ekstrem yaitu rumah pohon Urongo. Disebut ekstrem lantaran rumah pohon ini berada di ketinggian sekitar 300 meter dari atas permukaan Danau Tondano dan dibangun di atas pohon dengan ketinggian 10 meter.

 

Meski demikian, lokasi ekstrem ini selalu dijejali pengunjung terlebih pada hari libur. Mereka bersedia mendaki jalan tanah nan terjal demi berfoto di atas rumah pohon dengan latar belakang pemandangan Danau Tondano. Padahal, peralatan keselamatan di lokasi ini sangat minim. Hanya dilengkapi seutas tali pengaman pada bagian tubuh untuk satu orang. Jika lebih, yang lainnya harus memegang batang pohon agar tak jatuh.

Rumah Pohon Urongo 2016 Merdeka.com

Lokasi ini berada di atas puncak Bukit Desa Urongo, Kecamatan Tondano Selatan. 10 km dari Kota Tondano dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 hingga 20 menit menggunakan kendaraan. Setelah menaiki tangga tanah kurang lebih 20 menit, pengunjung pun tiba di lokasi rumah pohon.

 

Ada 4 rumah pohon berjejer di atas bukit, satu di antaranya merupakan yang paling ekstrem. Sebab, harus meniti jembatan bambu sejauh kurang lebih 10 meter untuk mencapai spot. Tempat pegangan hanya satu di bagian kanan. Ada satu atau dua orang petugas yang akan membantu meniti jembatan namun pengunjung harus tetap berhati-hati. Jika diguyur hujan, jembatan menjadi licin. Terkadang pengunjung bernyali besar pun harus tertatih-tatih untuk tiba di spot ekstrem namun menjadi favorit ini.

Rumah Pohon Urongo 2016 Merdeka.com

Suguhan pemandangan Danau Tondano dari atas ketinggian rumah pohon menjadi buruan pengunjung. Mereka mengabadikan kehadiran di lokasi tersebut dengan gaya yang cukup berbahaya dengan menjulurkan kaki dari landasan spot. Berbagai gaya lainnya pun terekam kamera. Bagi yang tak ingin mencoba spot ekstrem dapat mencoba 3 spot lainnya yang hanya memiliki ketinggian sekitar 3 meter dari permukaan tanah.

 

Rumah pohon dari bambu diikat erat ini awalnya merupakan base camp para pemuda desa yang tergabung dalam Generasi Muda Pecinta Alam (Gempa) Urongo. Digunakan sebagai tempat bercengkerama usai penanaman bibit pohon sebagai upaya penyelamatan pesisir danau.

 

September 2015 lalu, tempat ini dikembangkan menjadi lokasi wisata bagi penggemar kegiatan menantang. Dana awal diperoleh dari swadaya masyarakat setempat. Disediakan juga beberapa tempat duduk disekitar lokasi sebagai tempat rehat awal pengunjung yang baru tiba. Meski dalam tahap pengembangan, lokasi ini telah banyak menarik perhatian pengunjung lokal hingga mancanegara. Wadah promosi yang digunakan lewat jejaring sosial Facebook, instagram dan lain-lain.

Rumah Pohon Urongo 2016 Merdeka.com

Dengan biaya masuk dipungut dari pengunjung, Ketua Gempa Urongo Reyner Pieter memiliki keinginan untuk menambah fasilitas lain untuk menarik lebih banyak pengunjung. "Kita pungut biaya sementara untuk pengembangan ke depan. Rencananya ada flyng fox menuju Danau Tondano, home stay dan juga base camp lain untuk camping ground," ujar Reyner. (mdk)