IAKN Manado Sukses Gelar Festival Seni Budaya Minahasa


Pineleng, MX
Takjub kebudayaan Minahasa bergema. Sebuah kegiatan menakjubkannya Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado berkolaborasi dengan Komunitas budaya Mawale, Waraney Wuaya, Mapatik, Institut Sebumi, Pukkat, Kama, Padies Kimuwu dan komunitas lainnya, Sabtu (9/4), di kawasan wisata Padies Kimuwu, sukses digelar. 
 
Rektor IAKN Manado, Pdt. Dr. Jeane Tulung, S.Th., M.Pd., mengatakan kegiatan ini merupakan upaya mewujudkan visi-misi IAKN yakni mewujudkan cendikiawan Kristiani berperadaban Indonesia.
 
"Saya sangat meyakini para cendikiawan berperadaban Indonesia sangat mencintai budayanya. Kearifan lokal dalam kehidupan manusia sangatlah penting guna menjaga identitas masyarakat dan ini merupakan ciri berperadaban Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Indonesia yang tidak tenggelam dalam perkembangan zaman, serta kemajuan IPTEK," kata Tulung.
 
Ditambahkannya, IAKN Manado yang hadir di tengah masyarakat Bumi Nyiur Melambai, sangat menyadari tanggung jawab untuk menggali,  mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya tradisi Minahasa.
 
"Hal ini didorong suatu kesadaran bahwa seni dan budaya diwariskan sejak zaman leluhur kita, harus dilestarikan dan kita harus rawat," ujarnya.
 
"Karena kita sadari bersama dalam seni dan budaya terkandung nilai-nilai luhur untuk terjadi ivent dan pengetahuan bagi masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat," sambungnya.
 
Lebih lanjut dijelaskan, cendikiawan Kristen dari visi-misi IAKN Manado, selain nilai keagamaan yang dihidupkan, namun juga nilai budaya setempat yang harus berintegrasi dalam pengembangan intelektual, spritual serta laku hidup sehari-hari.
 
"Di lingkungan Kementerian agama, di mana IAKN Manado jadi bagiannya, terus mengembangkan moderasi beragama untuk toleransi dan hidup berdampingan secara damai antar umat beragama," lanjutnya.
 
Ia mengatakan, festival seni budaya merupakan bagian literasi kultural untuk upaya menggali, melestari dan melestarikan kebudayaan. 
 
"Festival ini yang sudah dirancang sebagai wadah untuk mementaskan kekayaan seni budaya kita, sekaligus sebagai upaya mewujudkan visi IAKN Manado, dan festival ini sebagai ruang apresiasi dari kami IAKN Manado yang berdiri di atas tanah adat Minahasa," katanya.
 
Ditegaskan, IAKN Manado sangat mengapresiasi dan menghargai peloporan konsistensi dan kemandirian dari maestro seni budaya di Minahasa.
 
"Dan bagi kami, maestro ini telah berperan dalam melestarikan nilai-nilai  luhur kita melalui seni budaya," ungkapnya.
 
"Ada ungkapan dalam bahasa Tombulu, Tumete Witu Un Tete Tinetean Ne Nimatete. Artinya kira-kira begini, Berjalanlah pada jalan yang telah dilalui oleh para leluhur atau pendahulu. Cara kita untuk berbudaya mungkin sudah berubah, namun nilai-nilai dari budaya leluhur tersebut tentu memiliki makna kehidupan ketika kita pahami dan gali maknanya," sambungnya.
 
Selanjutnya, nilai-nilai tersebut antara lain terdokumentasi dalam seni budaya seperti yang ditampilkan dalam festival ini.
 
"Ini bagian dari upaya untuk memantapkan kehadiran IAKN Manado di tengah-tengah masyarakat, maka akan membuka beberapa program studi baru. Dua di antaranya adalah Prodi Etnomusikologi dan Prodi Pariwisata Agama dan Budaya," ungkap Tulung.
 
"Dua prodi baru ini tentu tidak lepas dari kekayaan seni dan budaya daerah kita ini. Pembukaan prodi-prodi baru tersebut bagian dari upaya kami menuju Universitas Kristen Negeri Minahasa. Mohon doa restu semua pihak agar upaya kami ini dapat segera terwujud. Atas nama civitas akademika IAKN Manado.
Kita patut bersyukur, karena peran semua pihak, maka seni-budaya yang kaya dengan makna dapat terus lestari. Inilah cara sederhana kami mengapresiasi kepeloporan, konsistensi dan kemandirian para seniman dan budayawan kita ini," lanjutnya.
 
Ditambahkannya, ada ungkapan dalam bahasa Tombulu yang bermakna kebersamaan untuk mencapai kebaikan bersama yang diambil dari tradisi mengerjakan saluran air, "Setou sesanawanua mapapaluka´an ma´weresi u lalan dano". 
 
"Jika kita gali maknanya untuk kepedulian bersama sekarang ini, ungkapan itu memberi pesan bagi kita untuk bersama-sama, bahu-membahu melestarikan budaya kita dengan cara dan kemampuan kita masing-masing," tutupnya.
 
Dalam kegiatan ini pun, IAKN Manado memberi penghargaan ke para maestro seni dan tradisi Minahasa. Hadir dan memberikan dukungan, Gubernur Sulut yang diwakili Kaban Kesbangpol, Ferry Sangian dan Bupati Minahasa yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Steady Tumbelaka. (Eka Egeten)



Sponsors

Sponsors