Petani Captikus dan Gula Merah Minta Diperhatikan Pemprov


Manado, MX

Keluh petani petani captikus dan gula merah di bumi Nyiur Melambai diungkap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut). Mereka mendesak agar pemerintah memberi perhatian agar komoditi ini ada pada tingkat yang menyejahterakan.

Masalah tesebut terungkap saat Rapat Paripurna Penyampaian Laporan Hasil Reses I Anggota DPRD Sulut, Selasa (19/5) kemarin. Aspirasi itu terdengar saat anggota DPRD Sulut, Sandra Rondonuwu, membacakan hasil reses seluruh anggota dewan yang ada di daerah pemilihan Minahasa Selatan (Minsel) dan Minahasa Tenggara (Mitra).

"Petani Kabupaten Minsel dan Mitra meminta agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan masyarakat petani pengelola gula merah dan captikus, meminta alat-alat pengelolaan captikus dan gula merah," ujar Sandra, di ruang rapat paripurna DPRD Sulut, yang dihadiri Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, Selasa (19/5).

Selain itu masih di sektor pertanian, masyarakat juga berharap agar kuota penerima pupuk bersubsidi ditambah. Hal itu karena pupuk komersil tidak dapat dijangkau oleh masyarakat petani.

“Ada masyarakat petani di Desa Kakenturan, Desa Matani, Desa Tompaso Baru, Poigar, Kapoya, Wanga, Kumelembuai, Tumpaan dan Malola,” ungkap wakil rakyat daerah pemilihan Minsel-Mitra ini.

Dirinya juga mengungkapkan, pemerintahan OD-SK tetap mempertahankan harga komoditi unggulan Sulut, kopra dan cengkeh.

"Petani kopra dan cengkeh mendesak agar pemerintah mempertahankan harga komoditi ini pada tingkat yang menyejahterakan," tutup politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sulut ini. (Eka Egeten)



Sponsors

Sponsors