Dinilai Tidak Bermanfaat, Runtuwene Kritisi Pembagunan Anjungan TMII


Manado, MX

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut), Stella Runtuwene mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut untuk mengkaji kembali proses pembangunan Anjungan Sulut Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 

Menurut srikandi Partai Nasdem ini, keberadaan bangunan anjungan TMII tidak memberikan manfaat.

"Terakhir saya mengunjungi ke lokasi tersebut, kondisi bangunan tidak berubah. Apa yang ibu lihat sudah hampir setahun lalu masih sama, tidak ada perubahan. Bingung juga sudah lebih setahun dari waktu ibu ngomong di paripurna tetap sama," kata Anggota Komisi III DPRD Sulut ini, Rabu (14/5), di ruang kerjanya.

Ia membeberkan, saat melakukan kunjungan didapati ada keluhan dari cleaning servis. Mereka menyebut, pekerjaan mereka di situ sudah bertambah ketika datang hujan. Air masuk menggenangi kantor tersebut sehingga mereka harus membersihkannya. 

"Ini berarti bangunan yang mereka buat tidak matang perencanaannya. Jadi kalau hujan maka banjir semua yang ada di kantor itu. Itu mereka yang ngomong, bukan saya. Karena pembangunan itu harus ada sesuatu perencanaan yang matang. Berarti saluran airnya tidak perhatikan pembangunannya," bebernya.

Lebih lanjut Runtuwene mengatakan, sangat memiriskan sekarang ini sudah ada pengajuan lagi untuk anggaran ke Anjungan Sulut TMII. 

"Sangat disayangkan sudah ada pengajuan untuk anggaran ke sana karena kondisi sedang Covid-19, sementara harus menambah anggaran lagi," katanya.

"Terus mereka bilang akan tambah gedung yang lain. Ini bangunan saja belum selesai mau minta bangun lagi gedung yang lain. Kalau itu ada fungsinya atau ada pemasukkan bagi kita, tapi kalau tidak ada untuk apa," sambungnya.

Menurutnya, bangun saja jalan-jalan yang ada di daerah Sulut. Jalan kebun masih banyak yang perlu diperhatikan bagi ekonomi masyarakat.

"Jadi kalau bisa kaji kembali. Kalau pembangunan kurang ada manfaat buat apa. Perlu dikaji lagi pembangunan anjungan itu. Bawa manfaat atau tidak untuk Sulut. Ada income tidak untuk kita," tutupnya. (Eka Egeten)



Sponsors

Sponsors