Pecat Kader, Partai Golkar Dinilai Rugikan CEP-SSL


Manado, MX

Sejumlah kader Golkar terinformasi telah dipecat serta dicabut keanggotaan partainya oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar (PG) Sulawesi Utara (Sulut). Hal tersebut dinilai malah akan membuat blunder tersendiri dalam pencalonan Christiany Eugenia Paruntu dan Sehan Salim Landjar (CEP-SSL) yang diusung beringin di Pilgub Sulut 2020.

"Hal itu malah akan menjadikan energi baru untuk paslon lawan. Para kader senior itu akan semakin solid dan all out memenangkan ODSK," ungkap Firasat Mokodompit, mantan Plt Ketua Golkar Sulut.

"Saya tahu persis 8 kader ini memiliki kekuatan ril. Jika hari ini mereka dicabut keanggotaannya, maka analisa saya 60 persen kader pemilih Golkar yang diperkirakan 270 ribu suara se-Sulut, dipastikan akan menambah suara ODSK serta AARS di Manado," tandasnya.

Dikatakannya, kader grass root (akar rumput) Golkar dan para militan PG, rata-rata rasional dalam menentukan pilihan pemimpin. "Mereka sangat memperhatikan kapasitas, kapabilitas dan dedikasi calon. Mereka tidak mau terjebak dengan so tau-tau nembole kase teladan dan jadi panutan kong bapaksa," tandasnya.

Suara-suara kader ini, lanjutnya, selalu mengemuka dalam dialog di lapangan, dan kedewasaan berpolitik kader Golkar itu tidak diragukan.

Juga kata dia, biasanya ada faktor benang merah bergandengan dimana mereka akan loyal terhadap kader tulen seperti Imba dan SVR yang pernah menjabat Ketua PG Sulut.

Bahkan saat ini, kata dia, sudah ada gerakan untuk menyelamatkan partai.

"Saat ini saja saya dengar sudah ada Gerakan Penyelamat Partai Golkar Sulut dan gerakan ini melemahkan perjuangan paslon CEP- SSL dalam kontestasi pilgub. Mereka kecewa karena managemen partai yang amburadul dalam sikapi dinamika internal Golkar Sulut," katanya.

Hal itu juga tercermin dalam “Musda instan” yang dilaksanakan di beberapa daerah, yang memunculkan sentimen nbagi kelangsungan organisasi.

"Belum lagi ketidakkonsistenan terhadap rekomendasi paslon pemilukada di kabupaten/kota. Olehnya saya melihat ini menjadi langkah gegabah CEP dengan memecat 8 kader senior. Dipastikan hukum karma akan berlaku begitu CEP kalah dalam konstetasi pilgub nanti," tukasnya.

Jimmy Rimba Rogi sendiri tak kaget dengan adanya informasi pemecatan ini. Pada beberapa kesempatan, Panglima, begitu ia keren disapa secara tegas menyebut Partai Golkar di Sulut besar di tangannya.

"Sapa bilang Imba dibesarkan Golkar, malah sebaliknya Imba yang kase besar ini Golkar. Skarang beringin somo rubuh karena depe penunggu so kaluar," sebutnya.

Dengan adanya pemecatan ini, Imba pun kian bersemangat memenangkan AARS di Manado, dimana pendukung fanatiknya berdomisili.

"For Manado AARS harga mati, saya akan all out menangkan pasangan PDIP," tegas Imba.

Frederik Kaparang, S.IP., pengamat politik Sulut menyebut, langkah itu termasuk sebuah kebijakan berani yang dilakukan DPD I PG Sulut. Meskipun beresiko bagi kubu Golkar sendiri.

"Dalam sebuah organisasi, keputusan seperti ini memang harus diambil, ketika anggotanya tidak sejalan yah memang harus dikeluarkan. Tapi dalam kasus Golkar ini, imbasnya akan lain. Apalagi sementara dalam kontestasi politik di mana ada calon Golkar yang maju Pilkada, tokoh-tokoh yang dipecat ini rata-rata punya masa militan dan punya sejarah panjang dengan Golkar. Pasti ini akan jadi motivasi tersendiri bagi mereka untuk menunjukan bahwa pemecatan ini salah," kata Kaparang. (Eka Egeten)



Sponsors

Sponsors