Penggantian nama Bank Sulut menjadi Bank Sulutgo diminta tak dipolemikkan. Group Head Pemasaran Bank Sulutgo, Verry Masengi menjelaskan, penggantian nama tersebut merupakan keputusan para pemegang saham. "Itu diputuskan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham, red). Pemprov Gorontalo yang minta. Mereka berhak karena juga merupakan pemegang saham," kata Verry, Rabu (15/7) siang tadi.

"Ini tidak perlu dipolemikkan. Sebab penggantian nama tidak berpengaruh apa-apa terhadap komposisi pemegang saham maupun sistem manajemen," timpalnya.

Diketahui, pada RUPS yang digelar 8 Mei 2015 lalu, pemegang saham Provinsi Gorontalo meminta agar nama Bank Sulut diganti. Alasannya, pemilik saat ini bukan hanya pemerintah daerah di Sulawesi Utara, tetapi juga Gorontalo.

"Kami minta dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) saat ini agar nama Bank Sulut segera diganti," kata Gubernur Provinsi Gorontalo, Rusli Habibie, waktu itu.

Dia mengatakan Gorontalo minta nama BPD tersebut diperbaharui karena pemiliknya sudah dua provinsi. "Kami ingin penggantian nama bank ini dikaji bersama-sama oleh seluruh pemegang saham," katanya.

Dari Gorontalo mengusulkan nama "Bank Bohusami" atau "Bank Sulutgo" yang penting ada kaitannya dengan Provinsi Gorontalo.

Memang, katanya, untuk penggantian nama tersebut tidak ada dalam agenda RUPS tahunan dan RUPS Luar Biasa saat itu, namun kami memberikan usulan agar dipertimbangkan untuk diganti.

Pemegang saham PT Bank Sulut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Jantje Wowiling Sajow mengatakan pihaknya tidak setuju jika nama Bank Sulut diganti. "Bank Sulut adalah sejarah BPD hadir di Bumi Nyiur Melambai, jika nama itu diganti sejarah tersebut akan hilang," jelasnya.

Dengan BPD masih bernama Bank Sulut, Provinsi Gorontalo akan tetap merasa bahwa mereka pernah sama-sama di Provinsi Sulut. "Jadi saya tidak setuju jika nama Bank Sulut diganti," katanya.

Pada akhirnya, nama Bank Sulut tetap diputuskan diganti mengakomodasi keinginan Pemprov Gorontalo, menjadi Bank Sulutgo. (tim me/ant)