
Tutup Sekolah, Dikpora Minahasa Disorot
Tondano, ME
Gerak maju dunia pendidikan di Kabupaten Minahasa yang diiringi torehan berbagai prestasi mengagumkan, sepertinya harus ‘tercoreng’. Kebijakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Minahasa untuk menutup sebuah sekolah di pusat Kota Tondano, jadi pemantik. Reaksi ‘miring’ pun menyasar para pemangku kebijakan di wilayah ini.
SMP Negeri 5 Tondano yang terletak di Desa Kembuan Kecamatan Tondano Utara, akan ditutup pemerintah. Sontak rencana itu menuai penolakan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk sejumlah guru dan para orang tua siswa di sekolah tersebut.
Sedikitnya jumlah siswa di sekolah yang menjadi dasar kebijakan pemerintah itu, menurut para guru sangat tidak tepat. Mereka berpendapat, bisa jadi kebijakan sekolah yang sering melakukan pungutan membuat orang tua enggan menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 5 Tondano. Hal ini dikatakan oleh sejumlah guru saat membawa aspirasinya ke DPRD Minahasa, baru-baru ini.
"Kami sangat tidak setuju jika SMP Negeri 5 Tondano harus ditutup sebab sekolah itu merupakan satu-satunya SMP di Kecamatan Tondano Utara yang telah berdiri sejak tahun 1984. Jika siswanya sedikit seharusnya Kepseknya yang dievaluasi sebab bisa jadi ada kebijakan sekolah yang salah sehingga orang tua enggan menyekolahkan anaknya di SMP 5," ketus salah satu guru yang enggan namanya disebutkan.
Mereka menilai, jika sekolah mengalami kemunduran seharusnya Kepala Sekolahnya yang dievaluasi. Namun anehnya Kepala Sekolah SMP Negeri 5 malah dipromosi menjabat kepala SMP Negeri 4 yang merupakan salah satu sekolah unggulan di Minahasa.
Para guru dan orang tua berharap, pemerintah dalam hal ini Dikpora Minahasa dapat mengkaji ulang kebijakannya untuk menutup sekolah tersebut.
Ketua Komisi II DPRD Minahasa, Denny Kalangi, saat dikonfirmasi mengatakan, aspirasi yang disampaikan masyarakat dan para guru tersebut akan ditindaklanjuti dengan peninjauan lapangan untuk melihat langsung kondisi sekolah.
"Aspirasi ini akan segera kami tindak lanjuti dan dalam waktu akan dikonfirmasikan ke pihak Dikpora terkait kebijakannya tersebut," ujar Kalangi.
Untuk diketahui, berdasarkan pernyataan Kepala Dikpora pekan lalu, untuk tahun ajaran 2015 ini SMP Negeri 5 Tondano tidak lagi menerima siswa baru, sementara untuk siswa kelas 1 dan 2 akan didistribusikan ke sekolah yang ada di seputaran Tondano. Sementara bangunan SMP Negeri 5 akan dijadikan sekolah perawat yang merupakan salah satu jurusan dari SMK Negeri I Tondano. (joel polutu)